BPBD Surabaya Simulasi Mitigasi Bencana Gempa di SD Al Falah

BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Surabaya menggelar simulasi mitigasi bencana gempa, Rabu (8/5) di SD Al Falah Surabaya. Simulasi ini diikuti seluruh siswa kelas 1-6 serta para guru.

Ahmad, siswa kelas 5  awalnya mengaku agak panik. Sebab kala itu alarm berbunyi dan diperintah ustazah untuk mencari tempat berlindung.
“Iya tadi langsung agak lari turun tangga evakuasi ketika alarm bunyi tanda gempa,” ceritanya.

Joko Siswanto Koordinator wilayah Surabaya Selatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Surabaya mengakui bahwa anak ini kelompok rentan ketika ada bencana. Sehingga ketika ada bencana, maka siswa harus berlindung lebih dulu, kemudian menuju titik kumpul.

Baca Juga:  Unesa Gelar Majelis Senat Akademik PTNBH Bahas Sinkronisasi PMB

“Yang harus diperhatikan yakni jalur evakuasi. Sehingga mereka tahu penyelamatan dirinya sendiri,” ucapnya.

Di BPBD Surabaya, kata Siswanto, rutin menggelar mitigasi bencana ini. Untuk di sekolah, materinya dibuat seperti permainan kebencanaan. “Kita sampaikan dan kita buat seperti permainan. Agar mudah di cerna,” sambungnya.

Dijelaskan bahwa di Surabaya bencana gempa mulai terasa. Untuk itu BPBD Surabaya, mengajak siswa dan guru supaya tidak panik, maka harus memperbanyak literasi kebencanaan. “Jika perlu berkolaborasi dengan pihak terkait untuk mensimulasikan bencana.
Setidaknya 1 tahun sekali rutin digelar. Bisa dengan BPBD, dengan pemadam kebaran,” tegasnya.

Baca Juga:  Wamendikdasmen Tinjau SPMB di Surabaya

Kepala SD Al Falah Ustazah Yuni Wakhidah menegaskan bahwa simulasi ini sangat penting dilakukan. Sebab nantinya bagaimana dan tindakan apa yang harus diambil siswa ketika ada bencana gempa. Pertama siswa harus mengetahui jalur evakuasi di sekolahnya. Kemudian titik kumpulnya dimana.
“Sehingga praktik seperti ini bisa dilakukan siswa ketika mengalami hal serupa dimana saja,” ujarnya.

Diakui Ustazah Yuni, simulasi mitigasi bencana sebelumnya sudah pernah digelar SD Al Falah pada tahun 2017 silam. Namun kala itu hanya sebatas di ruang kelas masing-masing. Berbeda dengan saat ini yang dilakukan hingga titik kumpul.

Dijelaskan bahwa mitigasi ini ada tahapannya. Ketika siswa sudah mendengar bunyi alarm, selama sirine berbunyi, siswa harus berlindung. Melindungi kepalanya. Jika sirine sudah selesai berbunyi, maka siswa bisa turun di jalur evakuasi sekolah.

Baca Juga:  BPJS Kesehatan Surabaya: Tak Ada Pembatasan Durasi Rawat Inap Layanan Sesuai Indikasi Medis

“Di SD Al Falah sudah memberikan titik keterangan jalur evakuasi dari basement hingga lantai 3. Ini kita simulasikan, agar siswa mengenal titik jalur evakuasi dan berkumpulnya.

“Kami berharap bencana tidak pernah terjadi. Namun kami akan tetap memberikan wawasan ke anak-anak apabila terjadi bencana gempa, maka mereka sudah tahu tindakan, gerakan dan harus bagaimana. Selain itu, anak selalu diajari  berdoa ketika ada bencana,” ungkapnya.

Penulis: Erbe
Editor: Emily

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *