Kiat Menjaga Kesehatan saat Musim Pancaroba

Peralihan musim hujan menuju kemarau menjadi salah satu momen merebaknya berbagai penyakit dan virus. Penyakit dan virus tersebut rentan menjangkit berbagai kalangan mulai dari usia muda hingga usia lanjut. Terlebih dengan kondisi cuaca yang tidak menentu serta imunitas tubuh yang melemah menjadikan infeksi penyakit dan virus semakin mudah.

Menanggapi hal itu, dosen sekaligus ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Mahmud Aditya Rifqi SGz MSi memberikan pendapatnya. Mahmud menyebut perubahan suhu dan kelembaban udara yang terjadi pada musim pancaroba dapat menyebabkan imun menurun, terlebih debu dan kotoran yang ada di udara dapat membawa bibit penyakit.

“Khususnya pada pernafasan, banyaknya debu yang mengandung bakteri, virus dan agen penyakit lainnya berpotensi menimbulkan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Apalagi dengan keadaan transisi dari musim hujan ke musim kemarau, suhu udara akan meningkat sehingga hidrasi yang cukup menjadi kunci menjaga kesehatan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Unusa Undang Peneliti Asing untuk Program Postdoctoral

Pola Hidup Sehat

Mahmud menyebut dalam kondisi perubahan musim hujan ke kemarau, menjaga kebersihan khususnya pada hal higiene untuk menjaga diri dari kontaminasi virus dan bakteri melalui sentuhan. Mencuci tangan dengan sabun menjadi langkah penting yang mampu membentengi diri dari paparan kuman penyakit.

“Bila perlu, memakai masker saat bepergian dapat menjadi salah satu tindakan preventif dalam mencegah masuknya agen penyakit melalui pernafasan. Tidak kalah pentingnya adalah melakukan aktivitas fisik secara rutin khususnya olahraga. Tidak perlu olahraga berat, yang penting teratur dan rutin sehingga dapat meningkatkan kebugaran tubuh,” ungkapnya.

Baca Juga:  Peringati HUT IBI, Seribu Bidan Gelar ’Fun Walk’ di Kota Tua Surabaya

Mengatur Pola Makan

Dalam mengatur pola makan, Mahmud menyebut bahwa konsumsi makanan dengan antioksidan seperti vitamin C disarankan untuk menambah imunitas tubuh. Vitamin dan mineral bisa diperoleh melalui konsumsi buah dan sayur dalam porsi seimbang. Sumber protein juga perlu diperhatikan sebagai komponen pembentuk tubuh.

“Porsi makan perlu diperhatikan, karbohidrat sedang saja tidak perlu terlalu banyak. Makanan tinggi lemak juga harus dibatasi karena saat daya tahan tubuh lemah dapat menimbulkan masalah kesehatan. Karena itu konsep makanan seimbang dengan kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral haruslah diperhatikan,” ungkapnya.

Baca Juga:  ITS Buka Pendaftaran Mahasiswa Prodi Teknik Pertambangan

Mahmud menyebut pola makan yang tidak teratur juga harus menjadi perhatian. Dalam jangka pendek pola makan tidak teratur dan sembarangan dapat menyebabkan Food Borne Disease, yaitu gejala keracunan akibat makan sembarangan. Konsumsi gorengan juga perlu diperhatikan karena dalam jangka panjang dapat berakibat kadar kolesterol tinggi dan resiko penyakit jantung.

“Untuk mahasiswa, perhatikan pola istirahat yang cukup dan menghindari begadang. Selain itu, membawa botol minum bisa menjadi opsi untuk mencukupi kebutuhan air harian kurang lebih dua liter. Tentunya hal tersebut harus diikuti dengan aktivitas fisik salah satunya berjalan kaki agar metabolisme pada tubuh berjalan lancar,” pungkasnya.

Editor: Lilicya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *