Kukuhkan 6 Guru Besar FEB, Rektor UNAIR Soroti Peran Riset dan Kesejahteraan Bangsa

Enam guru besar baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) resmi dikukuhkan pada Rabu (28/05/2025). Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Garuda Mukti, Gedung Kantor Manajemen Kampus Merr-C UNAIR.

Keenam guru besar tersebut yaitu Prof Dr Nuri Herachwati Dra Ec MSi MSc, Prof Drs Ec Tri Haryanto MP PhD, Prof Dr Deni Kusumawardani SE MSi, Prof Dr Gancar Candra Premananto SE MSi, Prof Fitri Ismiyanti SE MSi, Prof Dr Heru Tjaraka SE MSi BKP Ak CA.

Riset Ekonomi

Baca Juga:  SD Muhammadiyah 22 Wisuda Angkatan 59, Kepsek: Semoga jadi Pemimpin Masa Depan

Rektor UNAIR, Prof Dr Mohammad Nasih MT Ak CA mengungkapkan pencapaian para guru besar yang turut memperkuat posisi FEB UNAIR sebagai fakultas unggulan, dan menjadi garis depan dalam akademik nasional.

Menurutnya, yang paling banyak berkontribusi dan mendapatkan pengakuan berasal dari hasil riset, terutama kontribusi guru besar. Sehingga, dari riset yang berkembang dapat didorong dan dikembangkan.

“Demikian juga dengan penggunaan hasil riset baik Untuk masyarakat dan pendidikan,” tegasnya.

Kendati demikian, ia juga menyampaikan bahwa hasil riset tidak hanya berhenti di publikasi, namun dengan riset tersebut pengetahuan dosen semakin menjadi terkini dan terbaru.

Baca Juga:  Purnawidya SD Muhammadiyah 11 Angkatan ke-51, Alhamdulillah Lulus 100 Persen

“Yang diajarkan dalam mahasiswa hanya yang terbaru saja dari hasil riset dan case yang ditangani, sehingga materi yang kita berikan kepada mahasiswa lebih relevan, bermutu dan menjadi lulusan terbaik,” paparnya.

Memajukan Ketahanan Sosial

Prof. Nasih juga menyoroti terkait misi indonesia yaitu memajukan kesejahteraan umum dan kedamaian. Salah satunya yaitu berkaitan dengan sandang, pangan, dan papan menjadi perhatian khusus. Menurutnya, ketahanan pangan ini menjadi salah satu dasar yang wajib dicukupi.

Baca Juga:  Kemendukbangga/BKKBN Tegaskan Pentingnya Integrasi Data Kependudukan dalam Kebijakan Daerah

“Ketahanan pangan menjadi bagian yang sangat strategis dan menjadi peribadatan kita semua, kita semua paham bahwa salah satu ibadah mulia adalah memberikan makan untuk orang-orang yang membutuhkan, sehingga seseorang lepas dari kelaparan,” ungkapnya.

Terakhir, ia menyampaikan bahwa aspek lingkungan menjadi penting dan menjadi perhatian semuanya. Dengan mengembangkan konsep green economy dan green ekologi, maka dapat dipastikan lingkungan tidak ada yang rusak.

“Sehingga, jika lingkungan rusak maka produktivitas pangan juga ikut terganggu,” ujarnya.

Editor: Lilicya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *