Unesa LAMDIK dan ISPI Kaji Akademik RUU Sisdiknas

Universitas Negsri Surabaya (Unesa) menggelar rapat koordinasi tindak lanjut pertemuan dengan LAMDIK dan ISPI, Rabu (25/6) di Hotel Whiz, Surabaya. Rapat ini membahas perumusan kajian akademik RUU Sisdiknas.

Acara dihadiri Rektor Unesa Cak Hasan, Ketua Umum ISPI Solehudin dan Ketua Umum LAMDIK Muchlas Samani.

Dalam pembahasan yang dimoderatori Prof Lutfiyah, ini memberikan masukan terkait UU Sisdiknas yang baru. Gabungan 4 UU (UU Sisdiknas, Dosen, Perguruan Tinggi dan Kemenag. Rapat ini memberi masukan strategis untuk UU Sisdiknas.

Baca Juga:  Unesa Raih Penghargaan dari BNN

Cak Hasan mengakui saat ini memang terjadi urgensi revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Menurutnya tidak relevan dengan perkembangan zaman.

Ditegaskan bahwa saat ini koordinasi antar-lembaga lemah. Sehingga memperlambat proses perubahan di sektor pendidikan. Bahkan, dia mengkritisi mentalitas birokrasi yang sering bekerja sendiri-sendiri meski berada dalam satu atap.

“Kita sering bersama-sama, tapi tidak pernah benar-benar bekerja sama,” tegasnya.

Sebab itu, menurut Cak Hasan, UU pendidikan tidak boleh sekadar tambal sulam. Artinya   harus anti mainstream.

Baca Juga:  Unesa Gelar Pelatihan Desain dan Pengemasan Produk untuk UMKM Kalijaten

“Harus nendang. Berpandangan jauh ke depan hingga 10 atau bahkan 20 tahun mendatang,” ucapnnya.

Pendidikan harus mempersiapkan lulusan yang unggul dan mampu bersaing secara global, tidak hanya di atas kertas, tetapi benar-benar bisa mengoperasionalkan kompetensi secara nyata.

Unesa bersama LAMDIK, ISPI, dan APORI, berkomitmen menyiapkan pendidikan yang tidak hanya relevan dengan kebutuhan zaman, tetapi juga memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perubahan global.

Baca Juga:  Pakar Unair Bagikan Tips Konsumsi Daging Kurban Tanpa Khawatir Penyakit

“Kalau hanya akademis-akademisan, sekadar memenuhi standar, Indonesia Emas 2045 hanya akan jadi mimpi,” tegasnya.

Sementara Muclas Samani menyebut, dengan atmosfer yang terbuka, dialogis, dan konstruktif, forum di UNESA ini menjadi bagian dari langkah awal penting dalam menyusun pondasi.

“Pondasi pendidikan Indonesia yang kokoh, adaptif, dan berdaya saing tinggi untuk menghadapi masa depan,” jelasnya.

Editor: Lilicya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *