Uniknya Jemaah Haji NTT Dandan Ala Ratu dan Raja

Suasana pagi pada Minggu (6/7) di Asrama Haji Surabaya tampak semarak. Pemandangan para wanita memakai semacam gaun pesta dengan hiasan manik-manik dan payet emas. Tidak sedikit dari mereka yang memakai banyak perhiasan di leher dan tangan serta tidak ketinggalan kerudung khas mereka yang menyerupai pengantin. Sementara itu, para laki-laki memakai gamis panjang dengan surban ala pria Arab.

Para wanita dan pria tersebut bukan hendak ke pesta tetapi mereka adalah jemaah Haji dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menginap di Asrama Haji setelah tiba dari Tanah Suci pada Jumat (4/7) malam. Setelah proses pemulangan, tidak seperti para jemaah haji Bali yang langsung bertolak ke kampung halaman, para jemaah haji NTT yang tergabung dalam kloter 74 dan 75 menginap terlebih dahulu, baik di asrama haji maupun di hotel luar asrama.

Baca Juga:  Kepulangan Jemaah Haji Ditunda Akibat Perang Israel - Iran

Salah seorang jemaah wanita, Kasma (33 tahun) yang ditemui menjelaskan bahwa mereka melakukan tradisi nenek moyang mereka dari Bugis, Sulawesi Selatan.

“Kami tingggal di Kupang, tetapi kami merupakan keturunan dari Bone, Bugis, Sulawesi Selatan,” terang Kasma yang merupakan warga Kuanino, Kota Raja, Kupang.

Menurutnya, mereka berpakaian glamor bukan untuk pamer. Mereka memakai baju mewah sebagai simbol memuliakan haji karena tidak semua orang khususnya dari Bugis dapat pergi ke Tanah Suci.

Baca Juga:  DPR Siap Bentuk Pansus Haji

Kasma menjelaskan tradisi penyambutan jemaah haji di NTT berlangsung dengan meriah.

“Kami datang disambut saudara-saudara, bahkan saudara dari jauh juga turut hadir menyambut. Ada juga teman-teman dan para tetangga. Biasanya kami mengadakan syukuran, tidak hanya ketika berangkat tetapi ketika pulang ke kampung halama,” jelas wanita yang sehari-hari jualan sembako di Kota Kupang ini.

Mereka pun memberikan oleh-oleh haji kepada tamu-tamu yang berkunjung ke rumah.

Ia menerangkan bahwa keberangkatannya tahun ini karena menggantikan sang ayah yang telah wafat. Sebelumnya sang ayah mendaftar haji pada tahun 2013.

Kasma menceritakan busana dan pernak-pernik yang ia pakai telah ia persiapkan semenjak persiapan berangkat ke Tanah Suci.

Baca Juga:  Sambut Kloter 39, Komisi VIII DPR: Jaga Kemabruran Haji

“Baju dan segala pernak-perniknya ini sudah dipersiapkan sejak sebelum berangkat ke Tanah Suci. Jadi baju ini juga kami bawa ke Tanah Suci. Memang disiapkan untuk dipakai ketika pulang ke Kupang dari Surabaya,” tuturnya.

Kasma beserta 139 jemaah haji NTT dari Kota Kupang lainnya dijadwalkan terbang dari Bandara Juanda pada Minggu (6/7) pukul 11.10 WIB dan diperkirakan tiba di Bandara El Tari pada  pukul 14.10 WITA.

Hingga Minggu pagi ini, sebanyak 30.721 jemaah haji dari 81 kloter Debarkasi Surabaya telah tiba di Tanah Air. Jumlah ini setara 83 persen dari total 36.815 jemaah haji. 

Editor: William

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *