Smamda Surabaya Gelar Fortasi 2025, Siswa Dilatih Marinir

SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya menggelar Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) 2025, Senin (14/7).

Fortasi tahun ini sungguh berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika biasanya hanya di lingkungan sekolah, tapi kali ini di markas Marinir. Tepatnya di pelatihan khusus Pasukan Marinir Batalyon Intai Amfibi 2 yang berlokasi di Karangpilang Surabaya.

Mengusung tema “Sang Nahkoda Perubahan”, Fortasi diikuti 360 siswa baru. Mereka mendapat materi dan instruksi dan pelatihan khusus dari Pasukan Marinir.

Di awal Fortasi, siswa diajari Peraturan Baris Berbaris (PBB), mountaineering (pendakian gunung) dan rappeling (menuruni tebing), hingga fun games.

Kepala Smamda, Astajab SPd MM mengatakan, Fortasi ini membentuk para siswa dan siswi menjadi anak yang sholeh dan sholehah, serta menguatkan akhlak, akidah, dan karakter siswa.

Baca Juga:  Kirab Harganas ke-32 Kampanyekan Cegah Stunting

“Sehingga, mudah untuk mencetak menjadi generasi yang baik dan unggul,” ujarnya.

Di Fortasi 2025, siswa dibimbing Marinir dengan harapan memiliki komitmen untuk belajar, memotivasi diri, serta menaati peraturan.

Menurut Astajab, ini sebuah kebanggaan bagi pihak sekolah maupun siswa. Lebih dari itu, diharapkan ada semangat belajar untuk mencapai cita-cita. “Belajar adalah investasi yang besar untuk masa depan, dan jangan pernah berhenti belajar karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan,” tandasnya.

Ketua Pelaksana Fortasi 2025 Don Anargya Ramadhan mengatakan, Fortasi tahun ini sengaja dibuat konsep berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Menurutnya, tahun ini panitia dari Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) berkolaborasi dengan pasukan Marinir untuk menggelar outbound yang tidak biasa bagi para siswa. Para siswa baru diajak untuk ‘keluar dari zona nyaman’.

Baca Juga:  BKKBN/Kemendukbangga Jatim Diskusi Bonus Demografi Bareng Media

“Mentor dari Marinir ini karena kita juga berkoordinasi dengan pihak guru terkait Fortasi tahun ini ingin dibuat seperti apa, dan karena tema Fortasi ini adalah “Keluar dari Zona Nyaman”, jadi kami ingin membuat anak-anak ini keluar dari zona nyamannya dari masa SMP ke masa SMA-nya,” ujar Don Anargya.

Menurutnya, meski materi pelatihan yang diajarkan cukup berat bagi sebagian siswa baru, banyak kesan dan pengalaman yang diperoleh para siswa baru agar lebih disiplin, tidak manja, dan membentuk mental yang kuat.

Baca Juga:  ITS Kembangkan Inovasi Permainan Edukasi Literasi Keuangan

“Materi yang diberikan terlalu berat, itu tergantung perspektif masing-masing, tapi kalau menurut kami bisa membangun mental dan juga adrenalin mereka, seperti PBB ini pastinya mereka akan lebih terbangun mentalnya, dan masa SMA dan untuk ini pasti adrenaline akan terbentuk,” ungkapnya.

Meski demikian, materi pelatihan MPLS yang diajarkan ini tetap melihat dan menyesuaikan kondisi kesehatan dari para siswa.

“MPLS ini sifatnya wajib, tapi kita juga lihat kesehatannya, mungkin ada yang punya penyakit kronis atau mungkin ada siswa yang juga sebelumnya menjalani operasi besar, itu juga akan diperhatikan untuk kesehatan setiap siswanya,” sambungnya.

Editor: William

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *