Unusa Kenalkan Aplikasi Nomolitera, Ini Fungsinya

Menyambut mahasiswa asing, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEBTD) Unusa memperkenalkan inovasi berbasis teknologi bernama “Nomolitera”. Sambutan ini dilakukan melalui acara 5th Brave dengan tema The Role of Artificial Intelligence (AI) in the Mental Health of the Young Generation. Acara ini merupakan acara lanjutan di level fakultas setelah sehari sebelumnya 5th Brave resmi dibuka di tingkat universitas.

Dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya penggunaan alat komunikasi hand phone (HP) di kalangan muda, khususnya mahasiswa, maka Tim Prodi S1 Sistem Informasi mengembangkan inovasi berupa platform tes online berbasis web untuk mengecek tingkat nomophobia (No Mobile Phone Phobia) dan literasi digital.

Baca Juga:  Unusa Ambil Sumpah 136 PPG Prajab

“Inovasi ini dikembangkan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dengan melibatkan dua mahasiswa,” ungkap Endang Sulistiyani selaku dosen Prodi Sistem Informasi dan ketua tim pengembang.

Berawal dari kajian peran penggunaan HP dalam online learning di masa pandemi covid 19, akhirnya pada tahun 2024 terciptalah Nomolitera. Platform ini sebagai bentuk kontribusi terhadap isu kesehatan mental dari sisi teknologi.
Sebanyak 15 mahasiswa dari enam negara, yaitu: Malaysia, Filipina, Timor Leste, Nigeria, Arab Saudi, dan Indonesia yang hadir sebagai peserta 5th Brave di FEBTD antusias mendengarkan dan mencoba penggunaan Nomolitera ini.

Bertempat di ruang seminar Kampus C Unusa, kegiatan ini berjalan meriah. Diskusi diawal dengan paparan materi yang juga diikuti dengan sharing session dari peserta terkait pengalaman online learning di negara masing-masing.

Baca Juga:  Menkraf Kunjungi Unusa, Kagum Inovasi Incinerator

Setiap peserta dan juga delegasi mahasiswa dari FEBTD juga diajak untuk mencoba secara langsung aplikasi “Nomolitera” untuk mengecek level nomophobia. Keseruan tercipta ketika skor masing-masing muncul setelah mengisi instrument. Peserta mendapatkan skor beragam dengan dominasi hasil level nomophobia adalah moderate.

Tidak hanya itu, sebagai bentuk evaluasi materi juga diadakan kuis. Dua peserta dari Filipina berhasil menjadi peringkat pertama dan kedua disusul oleh salah satu mahasiswa akuntansi di peringkat ketiga.

Sebagai closing statement, Endang Sulistiyani, S.Kom., M.Kom. menyebutkan bahwa Nomolitera ini adalah alat bantu diagnosis dari Digital Mental Health. Peserta tidak perlu takut dan khawatir berlebih apabila hasilnya menunjukkan level nomophobia yang parah. Namun sebaliknya, hasil tes melalui platform ini dapat menjadi media peningkatan kesadaran terkait kebiasaan interaksi dengan mobilephone yang dimiliki.

Baca Juga:  Unesa Rancang Joko Tingkir, Aplikasi Peringatan Dini Tsunami Ramah Disabilitas

“Harapannya Nomolitera dapat dimanfaatkan secara berkala untuk mengecek tingkat nomophobia. Aplikasi ini bersifat open dan online melalui url https://nomolitera.my.id/ . Semoga bisa disebarluaskan agar bisa lebih bermanfaat untuk menjaga Kesehatan mental generasi muda dalam kaitannya pemanfaatan mobile phone,” ungkap Endang Sulistiyani sebagai pemateri dan mewakili tim pengembang.

Editor: Lilicya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *