Awal tahun 2023 menjadi tonggak penting dalam sejarah pariwisata Kota Solo. Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), ikon lama yang menyimpan kenangan warga, resmi bertransformasi menjadi Solo Safari berkat kolaborasi antara Pemerintah Kota Surakarta dan Taman Safari Indonesia.
Transformasi ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan sebuah lompatan besar menuju destinasi wisata yang lebih modern, atraktif, edukatif, dan ramah keluarga.
Alexander Zulkarnain, CMO Taman Safari Indonesia mengatakan, di Solo Safari wisatawan kini tidak hanya datang untuk melihat satwa, tetapi juga menikmati zona edukasi, area rekreasi keluarga, serta kuliner tematik.
Hal ini menjadikan Solo Safari sebagai destinasi favorit, terutama pada musim liburan sekolah maupun hari besar nasional. Kehadiran Solo Safari memperkuat posisi Solo sebagai destinasi wisata keluarga di Jawa Tengah.
“Kehadiran Solo Safari telah membawa dampak besar bagi pariwisata Kota Solo. Kini, Solo tidak lagi hanya mengandalkan keraton, pasar tradisional, dan kuliner, tetapi juga memiliki destinasi wisata keluarga modern yang sesuai dengan tren rekreasi kekinian,” ujar Alexander Zulkarnain, Senin (1/9).
Ia menjelaskan, lonjakan kunjungan yang terjadi turut menggerakkan sektor lain, mulai dari hotel, transportasi, hingga UMKM lokal, karena wisatawan cenderung memperpanjang masa tinggal mereka untuk menikmati batik, kuliner khas, hingga pertunjukan budaya.
Lebih dari itu, jelas Alexander, Solo Safari berhasil memperkuat citra Solo sebagai kota yang dinamis, ramah keluarga, dan kompetitif dalam peta pariwisata Jawa Tengah maupun nasional.
“Solo Safari bukan hanya transformasi fisik, melainkan juga penggerak ekosistem pariwisata Solo. Dengan capaian pendapatan yang melesat dan kunjungan yang terus meningkat, Solo kini tampil sebagai kota yang semakin lengkap,” pungkasnya.
Editor: Wiliam