PKKMB Unusa Digelar Online, Wujudkan Generasi Visioner Berintegritas

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) pada Senin (1/9). Awalnya kegiatan ini disiapkan off line, tapi mengingat peristiwa demonstrasi akhir-akhir ini, pimpinan Unusa memutuskan pelaksanaan PKKMB dilakukan secara on line atau daring (dalam jaringan). “Mengingat kondisi di Surabaya khususnya dan Indonesia umumnya sedang tidak kondusif, sehingga keputusan ini diambil demi kenyamanan dan keamanan bersama,” kata Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.

Di Unusa, pelaksanaan PKKMB bukan sekadar mengenalkan kehidupan kampus, tapi dirancang juga untuk menanamkan nilai kebangsaan dan membentuk karakter, sejalan dengan tema yang diangkat, Empowering With VISION: Values Driven Inovation for A Sustainable Future. Diharapkan para mahasiswa baru Unusa mampu mengintegrasikan nilai-nilai kebajikan (values) dalam setiap inovasi yang diciptakan.

Lebih jauh, tema tersebut diarahkan untuk membentuk generasi muda yang visioner, memiliki integritas, serta mampu memberikan kontribusi nyata bagi keberlanjutan bangsa dan dunia.

Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Rektor Unusa pada sambutan pembukaan PPKMB. Ia menegaskan di Unusa mahasiswa baru akan ditempa menjadi manusia terbaik yang sebesar-besarnya dapat memberikan manfaat bagi sesama manusia. Kurikulum Unusa memungkinkan mahasiswa memiliki kompetensi menyeluruh. “Terkait pengetahuan, keterampilan, dan attitude atau tata krama,” bebernya.

Tiga kompetensi ini diyakini sangat dibutuhkan ketika terjun di dunia kerja serta berada ditengah-tengah masyarakat yang tuntutannya semakin kompleks. Dengan dibekali berbagai materi, harapannya para mahasiswa baru dapat terstimulus juga menyulut motivasi mahasiswa baru dalam mencintai kebaikan.

Baca Juga:  Cek Kesehatan Gratis Sasar Jutaan Santri Madrasah dan Pesantren

“Menjadi pribadi yang mencintai kebenaran dan tanah air, saudara-saudara harus aktif dalam kemahasiswaan namun juga jangan lalai dalam akademik,” terang Prof Jazidie.

Lebih lanjut, ia menegaskan kita harus memiliki kemampuan komunikasi dan diplomasi yang baik, serta kebiasaan untuk menghargai orang lain. “Kampus ini (Unusa, red) menjunjung tinggi pemimpin yang anti korupsi, kolusi, nepotisme, hingga pamer kemewahan di tengah penderitaan rakyat,” jelasnya.

Ada sekitar 4.600 mahasiswa baru Unusa, termasuk mahasiswa program pendidikan guru (PPG) dan sekitar 1.450 mahasiswa yang mengikuti kegiatan PKKMB. Rektor Unusa juga menyampaikan bahwa Unusa baru saja memperingati hari lahir yang ke-12. “Di usia yang ke-10 tahun, Unusa jadi salah satu dari 100 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang terakreditasi Unggul, dari ribuan perguruan tinggi yang ada,” ungkapnya.

Pada 2024 Unusa juga berhasil mencapai peringkat 35 perguruan tinggi nasional versi Webometric. Serta penelitiaan dan pengabdian masyarakatnya berada klaster mandiri, yang mana merupakan klaster tertinggi penelitian. “Dan dari ribuan perguruan tinggi di Indonesia, tidak lebih dari 100 yang mencapai klaster mandiri tersebut,” tuturnya.

Baca Juga:  FT Unesa Gandeng Azarine Raih Rekor MURI

Tahun ini Unusa juga telah masuk ranking THE Impact Ranking dari 71 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk pemeringkatan tersebut. Hal ini menunjukkan kontribusi Unusa dalam SDGs poin 3,4,5,6, dan 17. “Berkontribusi pada kesehatan, kesejahteraan, pendidikan berkualitas, air bersih dan sanitasi umat manusia di muka bumi,” imbuh Prof Jazidie.

Rektor juga mengajak para peserta PKKMB dan panitia untuk mendoakan saudara-saudara yang gugur dalam memperjuangkan niat baiknya demi Indonesia. “Khususnya saudara kita Affan Kurniawan, Al-fatihah,” terangnya.

Mengutip surat Al-Maidah ayat 32, Prof. Jazidie membacakan ayatnya yang memiliki arti ‘barang siapa membunuh seseorang bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena orang itu berbuat kerusakan di muka bumi, maka sesungguhnya seakan-akan dia membunuh semua manusia.’

Perkuat Jiwa Kebangsaan

Dalam kesempatan ini, turut menghadirkan Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK-Indonesia), Prof. Yudi Latif, MA., Ph.D. Dalam pemaparannya, Prof. Yudi Latif menjelaskan tentang Kehidupan Berbangsa, Bernegara, Jati Diri Bangsa, dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara.

Ia menekankan bahwa mahasiswa baru yang kini memulai perjalanan akademiknya perlu memahami peran strategis mereka sebagai calon pemimpin bangsa.

Yudi mencontohkan bahwa para pelopor bangsa, mulai dari Budi Utomo, Sumpah Pemuda, hingga pemikiran Soekarno tentang Pancasila, lahir dari para pemuda berusia belasan hingga 20 tahunan.

Baca Juga:  Unusa Gelar iConASET 2025, Jadi Ajang Pertukaran Gagasan Ilmiah Global

“Mahasiswa berperan penting dalam jejak sejarah Indonesia. Usia mahasiswa saat ini adalah usia yang cukup matang untuk berpikir. Belajar tidak hanya untuk menjadi ilmuwan, tetapi juga untuk membangun bangsanya. Namun, masalahnya generasi sekarang kurang tertantang dalam proses aktualisasi diri,” lanjutnya.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi generasi kini bukan lagi penjajahan dari luar, melainkan kerumitan tata kelola dengan konflik kepentingan yang begitu besar. Oleh karena itu, ia mendorong generasi muda untuk hadir sebagai sosok yang bijak, cerdas, dan mampu memberikan solusi.

“Mahasiswa perlu memiliki nalar dan nurani yang cerdas. Kritis harus tetap dikukuhkan, karena itu adalah bentuk tanggung jawab moral sebagai intelektual. Namun, kita harus membedakan sikap kritis dengan barbaris. Kritis berarti membangun, sementara barbaris justru merusak. Dan bangsa ini membutuhkan generasi yang kritis secara sehat, penuh gagasan maupun inovasi, dan mampu berkontribusi nyata” tegasnya.

Ia menambahkan, dalam pembangunan bangsa diperlukan modal integritas dan modal nilai yang menjadi jaminan saling percaya antarwarga. “Dan pendidikan menjadi jalan utama untuk membangun bangsa ini. Bukan hanya pendidikan dalam pengetahuan, tetapi juga keterampilan, hingga pembentukan karakter. Dan generasi muda harus memiliki soft skill yang kuat untuk menambah nilai dalam dirinya,” jelasnya.

Editor: William

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *