UKM PEC Unesa Hadirkan Patung Ki Hajar Dewantara dan Seorang Ibu di Pengukuhan PPG

Dalam rangkaian acara Pengukuhan dan Sumpah Profesi Calon Guru Gelombang II Lulusan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Tahun 2024, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pantomime Education Center “PAC” memberikan kado istimewa yang sarat makna. Yakni dua patung simbolik berbentuk humanoid yang menggambarkan sosok Pahlawan Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, dan seorang ibu yang menggendong anaknya.

Acara bertema “Menuju Pengabdian Sejati: Menyiapkan Generasi Emas 2025” yang digelar di Graha Saunggaling Unesa ini berlangsung khidmat dan penuh keharuan, Kamis (9/10).

Lebih dari 500 calon guru memadati ruangan untuk mengikuti momen sakral pengambilan sumpah profesi. Yang membedakan perhelatan tahun ini adalah sentuhan estetika dan kreativitas yang dikemas oleh Kepala Badan Pendidikan Profesi Guru Unesa, Dr. Fatkuru Rohman Kafrawi, M.Pd., dengan melibatkan dua UKM unggulan: UKM Pantomime Education Center (PEC) dan UKM Unesa Symphony Orchestra (UCO).

Baca Juga:  Murid SD Mudipat Antusias Belajar dengan Alat Peraga dari Institut STTS

Di bawah bimbingan Pembina UKM PEC, Dr. Indar Sabri, S.Sn., M.Pd., pertunjukan pantomim disajikan sebagai medium penyampaian nilai-nilai luhur pendidikan.

Dalam puncak penampilannya, UKM PEC menyerahkan dua patung humanoid sebagai kado simbolik bagi para calon guru. Patung pertama menggambarkan sosok Ki Hajar Dewantara—tokoh pendidikan nasional yang menjadi panutan dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Patung kedua menggambarkan seorang ibu yang menggendong anaknya, sebagai pengingat bahwa di balik setiap pencapaian seorang guru, ada pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu.

Baca Juga:  Lepas 358 Atlet ke Pomnas XIX Jateng 2025, Ketua Bapomi Jatim: Target Juara Umum

“Kado ini bukan sekadar karya seni, melainkan pesan moral yang ingin kami sampaikan,” ujar Dr. Indar Sabri.

“Para calon guru diharapkan senantiasa mengingat akar perjuangan mereka: cinta seorang ibu dan semangat Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan Indonesia,” tegasnya.

Apresiasi tinggi datang dari Prof. Dr. Nur Hasan, M.Kes., yang menyebut karya tersebut “sangat bagus dan menyerupai tokoh aslinya, serta sarat makna edukatif.” Ia menekankan pentingnya nilai-nilai filosofis Ki Hajar Dewantara—  Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani  —sebagai pedoman dalam praktik keguruan.

Baca Juga:  Unesa Latih Guru Tuban Susun Perangkat Ajar Sains Berbasis Deep Learning

Acara yang berlangsung di Graha Saunggaling ini tidak hanya menjadi momen formal pengukuhan, tetapi juga transformasi identitas: dari calon guru menjadi pendidik profesional yang siap mengabdi demi mencetak generasi emas Indonesia 2025.

Dengan kado istimewa ini, UKM PEC Unesa berharap para lulusan PPG senantiasa menjadikan kedua simbol tersebut sebagai pegangan hidup, menghormati jasa ibu (orang Tua), meneladani semangat Ki Hajar Dewantara, dan mengimplementasikan ilmu dengan integritas, empati, dan dedikasi tinggi di dunia pendidikan.

Editor: William

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *