Peringatan Hari Kartini, Direktorat PPIS Unesa Kampanye Anti Kekerasan

Direktorat Pencegahan Penanggulangan Isu Strategis Universitas  Negeri Surabaya (PPIS Unesa) mengkampanyekan anti kekerasan, bulying di kalangan mahasiswa. Kampanye ini disosialisasikan bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.

Ini disampaikan Wakil Rektor Unesa Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya, dan Usaha Dr. Bachtiar Syaiful Bachri, M.Pd saat membuka kegiatan Pekan PPIS, Senin (21/4) di Auditorium FBS Unesa Kampus Lidah, Surabaya.

“Pekan PPIS Ini merupakan upaya preventif di Unesa agar tidak terjadi tindak kekerasan di kampus,” ungkapnya.

Baca Juga:  Bahaya Konsumsi Daging Sapi Glonggongan untuk Kesehatan

Dijelaskan bahwa Unesa melakukan upaya preventif maksimal untuk mencegah kejadian kekerasan. “Sehingga bisa di eliminasir tindakan kekerasan,” sambungnya.

Di Pekan PPIS Unesa juga digelar talkshow kampanye anti kekerasan. Menurut Bachtiar, anak, remaja, mahasiswa rentan dengan kekerasan. Dengan mengikuti kegiatan seperti ini, maka menumbuhkan pemahaman mahasiswa pentingnya pencegahan tindak kekerasan.

“Harapan kita, ingin mahasiswa menghasilkan individu yang oke. Bidang akademik, profesional dan pribadinya oke,” terangnya.

Baca Juga:  Kirab Harganas ke-32 Kampanyekan Cegah Stunting

Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, S.Ag., M.Ag. menambahkan, dengan Pekan PPIS ini, bisa menumbuhkan kesadaran mahasiswa jangan sampai jadi pelaku kekerasan.

“Ketika ada masalah mengalami kekerasan, maka satgas memberikan pebdampingan dan menindak pelaku. Mekanisme penanganan sesuai Permendikbud,” tandasnya.

Madhu Fatma Ayu, mahasiswi semester 4 prodi Sendratasik Unesa bersyukur bisa mengikuti Pekan PPIS.

“Sangat berguna karena memberikan arahan menekan angka kekerasan seksual, verbal dan lainnya. Kemudian membangun keberanian mahasiswa untuk melaporkan tindakan tersebut,” jelasnya.

Baca Juga:  ITS Naik Peringkat 509 Dunia QS WUR

“Harapannya, mahasiswa berani bersuara ketika mengalami kekerasan. Dan bisa menambah wawasan pencegahan kekerasan,” urainya.

Editor: Lilicya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *