Masa pemberangkatan gelombang dua semakin mendekati akhir. Kloter terakhir dijadwalkan akan terbang menuju Tanah Suci pada Sabtu (31/5) dini hari, pukul 02.10 WIB.
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Sugiyo menjelaskan para jemaah haji gelombang dua memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Dari segi kelebihan, jemaah haji gelombang dua tiba di Tanah Suci ketika sudah dekat puncak haji atau masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
“Para jemaah haji yang tiba di Tanah Suci ketika mendekati masa Armuzna kelebihnnya stamina mereka dari rumah masih bagus sehingga ketika melakukan ibadah Armuzna kondisi fisik masih prima,” tuturnya dalam siaran pers, Senin (26/5)
Sedangkan kekurangannya, ketika masa adaptasi dengan situasi di Makkah, para jemaah haji dihadapkan situasi Bus Sholawat berhenti beroperasi sementara.
“Di satu sisi, jemaah baru datang harus melakukan umrah tetapi tiga hari menjelang Armuzna itu Bus Sholawat itu tidak ada, jadi biasanya ada kebingungan sendiri bagi jemaah,” tutur pria asal Probolinggo ini.
Untuk menyiasati situasi tersebut, Sugiyo mengimbau para jemaah haji tidak memaksakan diri beribadah di Masjidil Haram ketika tidak ada Bus Sholawat yang beroperasi.
“Para jemaah jangan memaksakan diri beribadah ke Masjidil Haram jika tidak ada Bus Sholawat. Beribadah di Maktab memiliki pahala yang sama dengan beribadah di Masjidil Haram,” terang Sugiyo.
Sugiyo mengingatkan bahwa inti dari ibadah haji adalah wukuf di Arafah.
“Haji itu adalah Arafah karena para jemaah haji jangan menyia-nyiakan kesempatan yang hanya datang satu kali yakni pada 9 Dzulhijjah. Kalau tidak wukuf, hajinya tidak sah,” tandasnya.
Mengingat begitu utamanya wukuf di Arafah, Sugiyo berharap para jemaah haji dapat menjaga kondisi kesehatannya lahir dan batin.
Hingga malam ini, Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 81 kloter dengan jumlah 30.794 orang atau sekitar 84 persen dari total 36.845 orang.
Hari ini ada empat kloter yang masuk asrama haji yakni kloter 82, 83, 84, dan 85.
Editor: Lilicya