Kemendukbangga/BKKBN Sinergi Bareng Mitra Cegah Stunting di Madiun

Madiun – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ BKKBN menggelar kegiatan bertajuk Fasilitasi Teknis Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Gedung Diklat, Sabtu (12/07).

Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol Admin, Sekretaris Kemendukbangga menekankan bahwa cita-cita besar Indonesia Emas 2045 hanya dapat tercapai bila seluruh lapisan masyarakat terlibat aktif, bukan sekadar menunggu peran dari pemerintah.

“Indonesia sudah mencanangkan diri menjadi negara maju pada tahun 2045. Bukan hanya slogan, tapi harus menjadi kenyataan yang bisa diimplementasikan bersama. Karena itu, ibu-ibu adalah tiang negara. Harus tahu peran dan langkah konkret yang dilakukan agar mimpi Indonesia Emas bisa dicapai,” ungkap Prof. Budi.

Ia menjelaskan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah titik awal dari proses besar menuju negara maju. Dan pilar pertama dari SDM berkualitas dimulai dari keluarga.

Menurut Prof. Budi, salah satu tantangan besar saat ini adalah stunting. Anak yang lahir dalam kondisi stunting memiliki risiko tertinggal dari segi fisik, pendidikan, hingga status sosial. Dalam jangka panjang, ini bisa memengaruhi kemampuan mereka dalam memasuki usia produktif dan berkontribusi terhadap negara.

Baca Juga:  Unesa Resmikan Desa Pancasila di Magetan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo, menjadi salah satu langkah strategis. Program ini menyasar kelompok rentan, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD.

“Kalau ada ibu hamil yang belum terdata dalam program MBG, silakan lapor kepada kader atau Tim Pendamping Keluarga (TPK). Karena ini menjadi hak mereka demi masa depan anak-anak bangsa,” jelas Prof. Budi.

Selain program MBG yang didanai pemerintah, terdapat pula inisiatif lokal berbasis komunitas yakni Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting). Genting didanai oleh swadaya masyarakat dan bersifat pelengkap dari program nasional, menyasar keluarga yang belum terjangkau bantuan dari APBN.

Dra. Maria Ernawati, MM selaku Kepala Perwakilan Kemendukbangga/ BKKBN Provinsi Jawa Timur, turut memperkenalkan inovasi digital melalui platform www.siapbahagia.com, sebagai ruang konsultasi terpadu untuk masyarakat. Di platform ini, masyarakat bisa berkonsultasi secara otomatis maupun dengan konsultan profesional.

Baca Juga:  SMP Muhammadiyah 5 Gelar Wisuda ke-53, Selamat dan Sukses!

“Kami siapkan konsultasi dengan dokter, psikolog, dan sosiolog di platform siapbahagia.com. Silakan dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin tahu atau punya pertanyaan seputar kesehatan keluarga, parenting, atau pencegahan stunting,” ujar Ernawati.

Ia juga menekankan peran penting Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang dibentuk berdasarkan Perpres No. 72 Tahun 2021. Tim ini bekerja dari tingkat pusat hingga desa, memiliki data by name by address, serta bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting sejak 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Ernawati membagikan pengalaman uniknya saat bertugas di Sulawesi Tengah, di mana meskipun daerah tersebut kaya akan ikan, kasus stunting tetap tinggi. Penyebabnya bukan kemiskinan, melainkan pola asuh yang keliru.

“Masyarakat menganggap mie instan sebagai makanan bergizi, lalu menambahkan ikan sebagai topping. Padahal ini keliru. Ini menjadi bukti bahwa edukasi gizi sangat penting,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kemendukbangga/ BKKBN Jatim Gelar Tamasya Kerabat

Ia menegaskan pentingnya melakukan klasterisasi penyebab stunting, baik karena kemiskinan, salah asuh, sanitasi buruk, maupun penyakit bawaan. Intervensi yang tepat hanya bisa dilakukan jika akar masalahnya diketahui dengan benar.

Dalam acara tersebut, partisipasi aktif dari berbagai unsur, mulai dari pejabat daerah, kader BKKBN, hingga organisasi perempuan, menunjukkan keseriusan bersama dalam menurunkan angka stunting.

“Kami berharap ibu-ibu bisa memahami dan menyebarluaskan pentingnya program Bangga Kencana. Karena perempuan bangsa adalah agen perubahan,” pungkas Ernawati.

Acara ini menjadi momentum penguatan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lokal, demi mencetak generasi Indonesia yang sehat, unggul, dan siap bersaing di kancah global.

Bangga Kencana bukan hanya program administratif, tapi gerakan sosial yang menempatkan keluarga sebagai pusat pembangunan. Dengan keterlibatan aktif masyarakat, terutama perempuan sebagai pilar keluarga, cita-cita Indonesia Emas 2045 akan lebih dekat untuk diwujudkan.

Editor: William

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *