Sekitar 14.660 peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Airlangga Surabaya (Unair). Unair menyiapkan 8 lokasi UTBK. Ada 18 kelas dan 18 sesi. Rektor Unair Prof M Nasih bersyukur UTBK hari pertama berjalan lancar.
“Alhamdulillah hari pertama berjalan lancar,” terangnya, Rabu (23/4) usai memantau lokasi UTBK di Kampus C Unair.
Seluruh peserta sebelum ujian melalui proses verifikasi ketat. Sebelum masuk, peserta dicek dengan metal detektor. Untuk memastikan bahwa tidak ada alat yang digunakan untuk curang saat ujian berlangsung.
Soal aturan yang ketat, Prof Nasih mengakui memang ada peserta yang diidentifikasi mengganggu keadilan dan ke-fairness-an pelaksanaan ujian dengan menyimpan alat komunikasi yang tidak terdeteksi alat meta detektor. Sehingga ada aturan alas kaki harus dilepas.
“Bukan semata mata untuk kebersihan saja. Tapi agar tidak ada alat komunikasi yang disimpan dan tidak terdeteksi metal detektor,” tegasnya.
“Namun yang terpenting Unair memfasilitasi sarana dan memberikan pengaturan ketat,” sambungnya.
Prof Nasih memastikan bahwa Unair dengan fair memfasilitasi kegiatan UTBK. Sehingga peraturannya sangat ketat.
Di hari pertama ini memang ada kejadian yang menimpa beberapa peserta. Misalnya, masuk angin, maag karena belum sarapan.
“Seperti peserta dari Nganjuk. Sehingga saya sarankan disiapkan sebaik mungkin sebelum mulai UTBK,” urainya.
Prof Nasih menyatakan bahwa UTBK seperti sholat Jumat. Jadi kalau sudah dimulai, harus diam. Begitu ada yang komunikasi dengan tetangganya, maka Jumatannya gugur dan tidak dapat pahala.
“Sama dengan ujian. Kalau tolah toleh, komunikasi dengan teman di dalam atau di luar, maka nilai ujiannya gugur,” tegasnya.
Editor: Lilicya