Memadukan inovasi dan teknologi, Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar pameran riset berskala nasional pada Selasa (20/5/2025) dan Rabu (21/5/25) di Airlangga Convention Center, Kampus MERR-C. Acara bertajuk HITEX (Research Invention & Community Development Exhibition) tersebut menghadirkan berbagai hasil riset dari peneliti hebat dari UNAIR dan turut serta mengundang 24 PTN-BH di Indonesia.
Selaras dengan visi peningkatan riset dan teknologi, dalam kesempatan ini UNAIR menyerahkan dua seed vaksin dari hasil riset yang telah dilakukan. Vaksin tersebut yaitu Vaksin ASF (African SWINE Fever) dan Vaksin PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menyerang hewan ternak berkuku genap.
Hasil Penelitian Berdampak
Dalam kesempatan ini, Rektor UNAIR Prof Dr Mohammad Nasih MT Ak CA menyerahkan seed vaksin secara simbolis kepada mitra dalam rangka pengembangan vaksin secara luas. Hal tersebut harapannya dapat meningkatkan komersialisasi vaksin ke masyarakat. Selain itu, Prof Nasih menekankan pentingnya pengembangan penelitian berdampak di perguruan tinggi.
“Persiapan kedua vaksin ini sudah cukup lama. Kami bekerja sama dengan Badan Karantina Indonesia untuk mengembangkan vaksin ini. Selain itu, vaksin ini sudah sampai ke tahap kerja sama dengan mitra yang mana menjadi tantangan tersendiri. Karena perlunya analisis yang tepat agar tidak hanya efektif, namun juga memberikan keuntungan,” ungkapnya.
Prof Nasih menyebut, ke depannya UNAIR membuka lebar upaya penugasan yang diberikan langsung oleh pemerintah dalam program riset dan inovasi yang dapat berdampak besar bagi masyarakat. Selain itu, dukungan dari pemerintah akan semakin mempermudah proses riset yang akan dijalankan.
“Secara target pasar, apabila bukan obat program dari pemerintah maka akan terdapat sedikit kesulitan yang kita hadapi. Karena itu, kami berharap dengan adanya penugasan dari pemerintah dapat meningkatkan keberlanjutan hasil riset ke depannya. Yang mana pemerintah dapat membantu pengembangan hasil riset dalam skala yang lebih besar,” ungkap Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Pesan Dikti
Selaras dengan Rektor UNAIR, Direktur Hilirisasi dan Kemitraan, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek Prof Yos Sunitiyoso ST M Eng Ph D menyampaikan bahwa perguruan tinggi perlu mengembangkan inovasi yang tidak hanya berada di laboratorium saja. Namun juga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Saya rasa pengembangan vaksin ini merupakan contoh yang baik. Yang mana riset tidak hanya berhenti sebagai publikasi dan prototipe saja. Namun dapat sampai ke industri dan dapat berkembang di masyarakat. Kami mendukung penuh berbagai riset dan inovasi serta siap menjadi wadah dalam pengembangannya ke depan,” pungkasnya.
Editor: Lilicya