Dua ASN Kemenag Dibekuk Densus 88, Diduga Teroris

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap dua aparatur sipil negara (ASN) di Aceh karena diduga terlibat jaringan terorisme.

Kedua ASN yang diamankan masing-masing berinisial MZ alias KS (40) dan ZA alias SA (47).

Selain melakukan penangkapan, Densus 88 juga melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi yang diduga menjadi tempat aktivitas ataupun penyimpanan barang-barang yang berkaitan dengan tindak pidana terorisme.

Berdasarkan informasi, MZ merupakan ASN di Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh.
Ia ditangkap saat berada di salah satu warung kopi di Banda Aceh.

Baca Juga:  Sekjen PDIP Hasto Divonis 3,5 Tahun Penjara

Sementara itu, ZA diketahui bertugas di Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Ia diamankan tim Densus 88 di sebuah showroom mobil di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.

Sekretaris Jenderal Kemenag, Kamaruddin Amin, mengaku prihatin atas dugaan keterlibatan oknum ASN Kemenag dalam aktivitas teror. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak dapat ditoleransi.

“Kementerian Agama adalah leading sector dalam penguatan moderasi beragama. Keterlibatan ASN Kemenag dalam gerakan terorisme tidak bisa kita tolerir. Kami akan beri sanksi tegas sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Kamaruddin dalam keterangannya, Rabu (6/8).

Baca Juga:  Bejat! Ayah Perkosa Anak Kandungnya Bersama 6 Pria Lain

Kemenag, kata dia, akan bersikap kooperatif terhadap proses hukum dan siap memberikan keterangan bila dibutuhkan oleh pihak Densus 88.

Lebih lanjut, Kamaruddin mengimbau seluruh ASN Kemenag untuk memperkuat semangat nasionalisme dan cinta tanah air.

“Kepada seluruh ASN Kemenag, saya minta untuk terus meningkatkan semangat nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI. Di sini kita lahir dan bertumbuh. Menjadi kewajiban kita untuk menjaganya hingga akhir hayat,” tegasnya.

Baca Juga:  Kejagung Tetapkan 4 Tersangka Korupsi Laptop, Stafsus Nadiem Terlibat

Sebagai langkah pencegahan ke depan, Kemenag akan memperkuat internalisasi nilai-nilai moderasi beragama di kalangan ASN. Hal ini dinilai sebagai kunci dalam menutup celah keterlibatan aparatur negara dalam gerakan ekstremisme dan terorisme.

“Penguatan moderasi beragama menjadi kunci. Kita akan perkuat kurikulum cinta tanah air dalam setiap lini,” pungkasnya.

Editor: William

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *