Universitas Airlangga (Unair) mengukukuhkan 1.433 mahasiswa baru pascasarjana, Jumat (8/8) di Gedung Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen Unair Surabaya.
Mahasiswa ini terdiri dari program pendidikan doktor, sub-spesialis, magister, spesialis, dan profesi..
“Ini bukan sekadar lanjutan studi. Di tingkat pascasarjana, Anda harus menjadi produsen ilmu, bukan lagi sekadar penikmat,” tegas Rektor Unair Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin.
Dari 763 mahasiswa magister, ada 246 doktor, 68 profesi, 313 spesialis, dan 43 sub spesialis, mayoritas perempuan (62%) dan berasal dari lintas penjuru Indonesia.
Menariknya, dua mahasiswa asing dari Palestina yang kini resmi menempuh pendidikan spesialis di Fakultas Kedokteran Unair, bagian dari total 24 mahasiswa internasional.
Sebanyak 13 dari mereka menerima beasiswa Airlangga Development Scholarship (ADS), bentuk nyata UNAIR berkomitmen terhadap akses pendidikan tinggi bagi negara berkembang.
Di sisi lain, tiga mahasiswa disabilitas turut dikukuhkan. Prof Madyan menyebut kehadiran mereka sebagai bukti bahwa Unair bukan hanya bicara inklusi, tapi menjalankannya. “Bukan hanya jumlah yang kami rayakan, tapi keberagaman semangat, kapasitas, dan harapan. Anda semua adalah agen perubahan,” ujarnya.
Rektor Unair juga menekankan bahwa pendidikan pascasarjana bukan hanya tentang gelar, tetapi peran transformatif. Mahasiswa diminta tak hanya mengasah riset, tapi menciptakan produk inovatif yang berdampak pada masyarakat dan industri.
Semangat Excellence with Morality dan nilai-nilai UNAIR HEBAT menjadi fondasi yang harus dipegang. “Kami tidak ingin mencetak lulusan hebat tanpa moral. Kejujuran, keberanian, dan kerendahan hati adalah nilai utama kami,” ucapnya tegas.
Kini Unair menatap dunia dengan intelektual yang bersahaja, global, dan siap menyentuh akar-akar persoalan masyarakat.
Editor: Lilicya