Empat murid asing dari berbagai negara sangat antusias belajar membatik di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) Kamis (2/10).
Mereka berasal dari Finlandia, Belanda dan Jepang. Yakni Engie en Nana yang bersekolah di Smamda, Aiko Omura di SMAK St Louis 1 Surabaya, Paavo Hermanni Mulari di SMA Vita Surabaya dan Nila Robin Hernandez Camacho di SMA Trimurti Surabaya.
Ini dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang digelar Smamda Surabaya. “Sangat semangat ya. Ini membatik bunga,” ungkap Engie diwawancarai.
“This is first time. Belum pernah saya lakukan. Saya kira membatik itu dengan pensil,” sambung Nila asal Belanda.
Wakil Kepala Smamda Bidang Humas Rr.Tanti Puspitorini, S.S menyampaikan, kegiatan peringatan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Selain itu, menurutnya batik sudah menjadi identitas bangsa yang harus dijaga.
“Smamda ingin mengajak generasi muda, khususnya murid untuk ikut melestarikan warisan budaya ini dengan kegiatan membatik, bangga memiliki batik,” ucapnya.
“Murid bisa sekaligus belajar mencanting hingga proses pewarnaan, syukur bisa sampai jadi,” imbuhnya.
Sebagai komitmen ikut melestarikan batik, kegiatan membatik ini tetap diadakan meskipun saat ini adalah pekan Sumatif Tengah Semester.
Berbeda dengan tahun sebelumnya peringatan hari batik smamda menggandeng sebuah hotel, tahun ini Smamda menggelar di tempat sendiri.
Untuk kepesertaan, perwakilan murid dari Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) smamda, murid SMP sekitar Smamda yang diundang antara lain SMPM 4, SMPM 2, SMPN 29, SMP IPIEMS, SMP Maryam.
Diakuinya bahwa memang ada 4 murid asing yang akan ikut membatik. Mereka adalah murid Inbound Student program Rotary Youth Exchange.
“Smamda memang sering menjadi jujugan murid asing untuk membatik, murid asing yang belajar membatik biasanya membawa pulang kaos batik atau goodie bag buatan mereka sendiri,” tegas Tanti.
Smamda sendiri sudah memiliki tas iconic dengan motif Smamda Heritage yang berlukiskan gambar KH Mas Mansur dan juga gedung-gedung bersejarah di Surabaya yang digunakan untuk souvenir tamu tamu penting.
Kegiatan yang bertema Bersama dalam Warna, Bersatu dalam Batik” dipandu Rachmad Setyo Wibowo,S.Pd., M.Hum, Guru Seni Smamda.
Rachmad memberi arahan langkah langkah membatik dari awal sampai akhir sehingga murid bisa mengerti cara membatik dengan canting dan mengetahui semua proses membatik
“Tema yang diusung ini menonjolkan kebersamaan dan keberagaman Indonesia yang tercermin dalam motif dan warna batik,” tegasnya.
Menurut Rachmad, tujuan mengajari murid asing membatik yakni sekaligus mengrnalkan dan melestarikan warisan budaya Indonesia.
“Dengan mengajari membatik, mereka juga kenal warisan budaya Indonesia. Tentu memberi penhalaman berkrsan ke mereka,” sambungnya.
Editor: Lilicya