Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali menapaki babak kepimpinan baru dengan melantik para wakil rektor periode 2025–2030 pada Sabtu (1/11) siang. Pelantikan ini menjadi momen penting bagi Unusa untuk melanjutkan pengabdian sekaligus menghadirkan semangat baru dalam mengembangkan tata kelola universitas yang lebih baik.
Jajaran para wakil rektor yang dilantik yakni Prof. Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng., CSCP, CLTD, IPU, sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik Kemahasiswaan, Alumni, dan Transformasi Digital, kemudian Dr. Muhammad Yusak Anshori, drs., M.M., sebagai Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Keuangan, Aset, dan Perencanaan. Dan Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA., DVM., sebagai Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, PPM, Hubungan Eksternal, dan Pemeringkatan Global.
Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS), Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada jajaran wakil rektor periode 2020–2025 atas dedikasi dan pengabdian yang telah mengantarkan Unusa menjadi salah satu perguruan tinggi swasta yang tumbuh pesat di Jawa Timur.
“Para pengelola Unusa boleh berganti, tetapi Unusa harus terus berjalan, tumbuh, dan berkembang. Pergantian maupun estafet kepemimpinan adalah sesuatu yang wajar dalam proses menuju kematangan institusi,” tutur Prof. Nuh.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Nuh berpesan agar para pimpinan Unusa selalu menjunjung tinggi kekompakan dan sinergi antar elemen di lingkungan YARSIS. Ditegaskan pula pentingnya penguatan inovasi digital, pengembangan sumber daya manusia, serta penerapan prinsip good governance sebagai fondasi utama keberlanjutan universitas.
“Tidak ada yang lebih mulia daripada kekompakan. Syarat utama memajukan institusi adalah rukun dan kompak—mulai dari keselarasan pemikiran, keharmonisan hubungan kemanusiaan, hingga kesatuan langkah dari visi yang sama,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof Nuh menyampaikan bahwa dunia pendidikan harus berlandaskan pada semangat student-oriented. Dalam konteks itu, dua komponen penting menjadi pijakan utama, yakni “student first” dan “improving student experience.”
“Segala kebijakan harus bermuara pada layanan terbaik untuk mahasiswa. Unusa telah menunjukkan capaian luar biasa dalam hal itu, namun belum cukup. Dinamika zaman terus berkembang dan menuntut kita untuk meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa agar mereka berkembang secara akademik, maupun sosial,” jelasnya.
Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2009-2014 itu juga menyoroti pentingnya daya saing global yang harus dimiliki setiap perguruan tinggi di era persaingan internasional. Ia mengungkapkan bahwa Unusa saat ini telah masuk dalam Times Higher Education (THE) Impact Rankings.
“Alhamdulillah, di usia yang baru 13 tahun, Unusa sudah masuk radar Times Higher Education Impact Rankings. Walaupun masih di kategori 1.300+, tetapi ini menunjukkan bahwa Unusa sudah mulai dilirik dunia internasional. Ini capaian penting yang harus terus kita tingkatkan,” tegasnya.
Menurutnya, capaian tersebut bukan sekadar angka, tetapi menjadi simbol bahwa Unusa telah diperhitungkan secara global. Ia turut menekankan pentingnya employability—yakni kemampuan lulusan untuk terserap di dunia kerja—sebagai salah satu ukuran keberhasilan sebuah universitas.
“Para pimpinan harus memastikan bahwa mahasiswa Unusa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap bersaing di dunia kerja. Tugas kita adalah menyiapkan employability, membekali mahasiswa dengan keterampilan, kepercayaan diri, dan kompetensi agar mereka menjadi lulusan yang dibutuhkan pasar global,” pesannya.
Pelantikan wakil rektor periode 2025–2030 ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam memperkuat arah strategis Unusa menuju universitas yang unggul, berdaya saing global, dan berkarakter.
Editor: William


