Dalam rangka Pekan Direktorat Pencegahan dan Penanganan Isu Strategis Universitas Negeri Surabaya (Unesa), ratusan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unesa mengikuti kelas kesehatan mental, Rabu (23/4) di Gedung FK Unesa Kampus Lidah Surabaya. Total 198 mahasiwa terbagi dalan 6 sesi yang mengikuti kelas ini.
Kasubdit SMCC Unesa Dr Wiryo Nuryono mengatakan, ada 7 kelas kesehatan mental. Sasarannya yakni mahasiswa Fakultas Kedokteran Unesa.
“Kita perlu memastikan kesehatan mental civitas, mahasiswa, dosen dan tendik itu terjaga,” ucapnya.
Bertema Self-Love Training, kala itu mahasiswa mendapatkan instrumen untuk assesment. Hasilnya akan muncul di SSO. Dimana kesehatan mental mahasiswa kedokteran berada di posisi mana.
“Bagaimana kategori kerentannya itu. Sedang, tinggi atau rentan. Yang mana akan dimasukkan ke kelas kesehatan mental,” ungkapnya.
Hingga April 2025 sudah ada 250 mahasiswa yang menggunakan layanan kesehatan mental ini. Menurut Wiryo, langkah ini merupakan upaya preventif agar lulusan dokter kesehatan mentalnya terjaga. Dia tidak memungkiri bahwa belakangan banyak terjadi kasus pelecehan dokter.
“Ini upaya preventif. Tapi ini bukan reaksional. Artinya ini sudah berdiri secara lembaga tahun 2020. Memang sudah rutin dilakukan kelas kesehatan mental,” urainya.
Dekan FK Unesa Dr Endang Sri Wahjuni turut prihatin atas kasus dokter belakangan ini. Menurutnya, dunia kedokteran beda dengan fakultas lain. Dimana kedokteran berhubungan langsung dengan manusia. Berhubungan dengan hidup matinya seseorang.
“Sehingga mental tangguh dibutuhkan. Kemudian kedisplinan tinggi untuk anak zaman sekarang memang agak berat. Ini yang akhirnya jadi masalah di kemudian hari,” katanya.
Kesiapan mental inilah yang disiapkan sebelum calon dokter ini terjun ke rumah sakit. Tahap semester 7, mahasiswa dikenalkan dunia kedokteran, sekaligus menyiapkan mentalnya.
“Ketika ada tekanan, maka dokter sudah siap,” imbuhnya.
Dijelaskan bahwa mahasiswa kedokteran butuh bantuan untuk mengelola mental ketika ada tekanan. “Ketika mahasiswa ada masalah mental, Unesa ada timnya untuk pendampingan. Ada konseling dari dosen pembimbing mahasiswa,” tegasnya.
Editor: Lilicya