Kasus Luar Biasa (KLB) campak melanda Kabupaten Sumenep. Hingga Minggu (24/8) dilaporkan 17 anak meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Dari jumlah itu, 16 anak diketahui tidak pernah mendapat imunisasi, sementara satu lainnya belum lengkap imunisasi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turun langsung ke lokasi. Ia memimpin rapat teknis penanganan KLB campak di Kantor Bupati Sumenep, lalu meninjau RSUD dr. Mohammad Anwar untuk menjenguk pasien anak penderita campak.
Tak hanya itu. Khofifah juga menyaksikan vaksinasi Measles Rubella (MR) kepada sepuluh anak di pendopo kabupaten. Ia menegaskan penanganan KLB harus dilakukan secara terpadu, melibatkan semua unsur, baik vertikal maupun horizontal.
“Secara vertikal, Kemenkes, Pemprov Jatim, UNICEF, dan WHO sudah hadir. Secara horizontal, ada bupati, wakil bupati, hingga jajaran TNI/Polri dari Dandim, Polres, sampai Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Semua harus bergerak terpadu,” tegas Khofifah.
Untuk menekan penyebaran, Pemprov Jatim bersama Kemenkes menyiapkan vaksinasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI) Campak-Rubella pada 25 Agustus hingga 14 September 2025. Sebanyak 9.825 vial vaksin MR sudah dikirim ke Dinas Kesehatan Sumenep.
Khofifah berharap sosialisasi pentingnya imunisasi bisa dilakukan secara masif hingga tingkat paling bawah. “Tempat vaksinasi bisa di puskesmas, pustu, hingga posyandu. Ini butuh dukungan semua pihak agar capaian vaksinasi maksimal,” ujarnya.
Dokter Spesialis Anak RSUD dr. Mohammad Anwar, Anita, mengatakan peningkatan kasus campak dipicu rendahnya pengetahuan masyarakat soal pentingnya imunisasi. Menurut dia, pencegahan utama campak adalah vaksinasi dasar dan booster.
“Alhamdulillah, 16 anak pasien campak yang dirawat kondisinya stabil, bahkan dua anak segera dipulangkan,” jelasnya.
Khofifah menegaskan, kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat, tokoh agama, dan semua elemen tentang vitalnya imunisasi. “Kita ingin generasi penerus sehat lahir batin. Mari bersama mengajak masyarakat agar anak-anak divaksin campak rubella,” pungkasnya.
Editor: Lilicya