20 Ribu Ton Bantuan ke Sumatera Belum Tersalurkan, Akses Putus

Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin mengungkapkan ada lebih dari 20 ribu ton bantuan yang belum tersalurkan untuk korban banjir Sumatra. Ini disebabkan akses darat menuju ke lokasi terdampak masih terputus.

“Per malam kemarin itu bantuan yang sudah ada sudah lebih 20.000 ton, itu yang masih belum tersalurkan karena sulitnya kita mengakses lokasi,” kata Murthalamuddin dalam konferensi pers, Kamis (4/12).

Murthalamuddin mengatakan sulitnya akses ke wilayah terdampak menjadi kendala dalam proses penyaluran bantuan. Sebab, banjir bandang dan tanah longsor ini menyebabkan banyak jalan putus, jembatan putus hingga jalan tertimbun lumpur.

Baca Juga:  Bahlil Janji Sikat Pengusaha Tambang Nakal

“Kami sampaikan bahwa sulitnya akses yang pertama, agak berbeda dari sebelumnya, yaitu banyak jalan putus, banyak jembatan putus, banyak jalan terkena longsoran. Itu menyebabkan sulit dilalui. Dan ada jalan yang tertimbun lumpur yang sangat tinggi, lebih satu meter. Lumpur itu umumnya, itu di bawahnya masih lembek, di atasnya sudah keras. Jadi begitu kita mau melewati, kita akan terjeblos. Itu saya sudah pernah mengalami itu,” tutur dia.

Baca Juga:  Unusa Kirim Tim Relawan Bencana Erupsi Gunung Semeru

“Jadi sehingga sekarang ini pengiriman lewat darat memang harus dalam bentuk seperti rantai manusia bagi daerah-daerah yang belum dibersihkan. Itu menyebabkan kendala penyaluran bantuan,” lanjutnya.

Murthalamuddin juga menyebut ada penumpukan bantuan di satu wilayah, sedangkan di daerah lain justru belum terjangkau dan mendapat bantuan.

Karenanya, Murthalamuddin mengimbau kepada lembaga atau pihak yang ingin menyalurkan bantuan agar berkoordinasi dengan posko.

“Kenapa bisa terjadi? Karena banyak bantuan di Banda Aceh yang karena jembatan penghubung antara Bireuen dengan Aceh Utara putus, maka banyak (menumpuk) di tiga kabupaten ini kadang-kadang. Jadi maksudnya, jika memang ada, walaupun dikirim ke Pidie, ke Pidie Jaya, atau ke Bireuen, tapi kita bisa memberi saran, sasarannya ke mana dan kebutuhannya apa,” ucap dia.

Baca Juga:  Menhut Raja Juli Temukan Indikasi Pelanggaran 12 Perusahaan di Sumatera

Editor: William

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *