El Marania menangis sesenggukan. Berulangkali dia menyeka air matanya. Disampingnya, ada Fathania yang juga terus menutupi wajahnya. Keduanya kerudungnya basah akibat banyaknya air mata yang menetes.
Hatinya berusaha kuat menerima kenyataan. El tetap tabah. Kembali dia mengelus dadanya. Ekspresi ketabahan dan kesabaran ini ternyata tak hanya ditunjukkan kedua siswi SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya. Bahkan puluhan siswa lainnya.
Mereka berusaha kuat, tabah, sabar dan ikhlas ketika menerima surat kelulusan dari sekolah. Tapi dinyatakan tak lulus. Yang terjadi, mereka semua merespon dengan hati ikhlas dan berulang kali meminta maaf atas kesalahan kepada ustaz ustazahnya.
“Us, maafin kesalahan saya,” ucapnya kepada guru Mudipat.
Ternyata itu semua sudah direncanakan pihak SD Mudipat saat pengumuman kelulusan tahun ajaran 2024-2025. Bahwa di kelulusan tahun ini, memang ada puluhan siswa acak yang diuji dinyatakan tidak lulus. Tujuannya untuk melihat ketangguhan mental dari siswa. Dan hasilnya, ternyata mental karakter siswa SD Mudipat sudah teruji. Mereka tabah, sabar dan ikhlas dalam menyikapi cobaan.
“Sebenarnya ini untuk menguji mental anak. Anak harus belajar siap untuk menghadapi kenyataan. Ini latihan menyikapi bagaimana ketika sukses dan ga sukses,” ungkap Kepala SD Mudipat Ustadz Edy Susanto, Senin (2/6) di lantai 6, Gedung ADEC.
Ustadz Edi menyatakan bahwa siswa Mudipat lulus 100 persen. Jumlahnya ada 261 anak. Menurutnya ini tak lepas dari kerja keras guru, wali murid, hingga akhirnya lulus.
“Kami sangat bangga kepada anak anak. Mentalnya sudah teruji. Terus semangat belajar. Kami titip pesan penanaman akidah. Ibadah, akhlak dan terus belajar untuk cita citanya agar sukses dunia akhirat,” tegasnya.
Setelah dinyatakan 100 persen lulus oleh sekolah, raut wajah siswa langsung berbinar. Mereka terharu. Tersenyum dan saling berpelukan. Di akhir pengumuman itu, seluruh siswa pun bersujud sebagai ungkapan syukur.
Editor: Lilicya