Di Surabaya persaingan penyelenggara Pendidikan Kedokteran makin ketat. Sedikitnya ada 14 penyelenggaran pendidikan kedokteran di Surabaya. Untuk memperkuat posisi di tengah persaingan tersebut, Universitas Nahdlatul Ulamna Surabaya (Unusa) sebagai penyelenggara pendidikan kedokteran dan profesi dokter telah menyiapkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Demikian diungkapkan Wakil Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) dan Dekan Fakultas Kedokteran Unusa dalam acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter ke-13 Unusa yang diselenggarakan Kamis (28/8) siang, sebanyak sebelas orang dokter baru telah diambil sumpah.
“Kini FK Unusa telah meluluskan sebanyak 214 dokter. Secara total kelulusan first taker mencapai diatas 80 persen. Sapaian ini merupakan prestasi yang sungguh membuat kami bangga dan sangat bersyukur,” kata Dekan FK Unusa, Dr Handayani., dr., M.Kes.
Dijelaskannya, lulus first taker (lulus saat pertama kali mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD) menjadi tolok ukur keberhasilan dan mutu pembelajaran, juga menentukan penilaian akreditasi fakultas. Oleh karena itu FK Unusa dengan serius mempersiapkan mahasiswa program profesi dokter agar lebih banyak mahasiswa yang bisa lulus sebagai fisrt taker.
Pada bagian lain sambutannya, Handayani menjelaskan tentang keseriusan FK Unusa dalam penyiapan PPDS. “Ada dua PPDS yang sedang disiapkan yakni spesialis pulmonologi dan respirasi serta spesialis obstetri dan ginecologi. Kami mohon doa restu hadirin semoga rencana ini dapat segera terwujud, katanya.
Sementara Wakil Ketua Yarsis, Prof Muchlas Samani menjelaskan, sebagai fakultas yang telah unggul dan memiliki tiga rumah sakit sendiri, Unusa diberikan mandat dari Pemerintah untuk membuka lima PPDS, dalam upaya memenuhi kebutuhan dokter spesialis. “Pada tahap awal kami baru menyiapkan dua program, yakni spesialis pulmonologi dan respirasi dan spesialis obstetri dan ginecologi. Saat ini sedang berproses mudah-mudahan segera mendapatkan izin,” katanya.
Muchlas mengingatkan para dokter tersumpah, jika mereka adalah lulusan dokter yang bernasib baik, selain program studinya telah terakreditasi unggul, dalam waktu dekat FK Unusa akan memiliki PPDS. “Karena itulah Anda harus bangga menjadi lulusan FK Unusa. Jaga nama baik fakultas dan universitas di tempat pengabdian Anda kelak,” katanya memberikan pesan.
Selain itu, dirinya juga mengingatkan para dokter baru untuk membaca buku milik Stephen Covey ‘The 7 Habits of Highly Effective People’. Menurutnya dari tujuh kebiasaan yang disarankan pada buku tersebut kita patut menerapkannya. “Tapi saya rasa kita perlu modifikasi urutannya,” bebernya.
Versi Prof Muchlas tahap pertama kita perlu proaktif, lantaran biasanya orang baru yang berada di lingkungan baru tidak akan dikenal jika tidak aktif. Dalam hal ini aktif dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat. Kemudian digandengkan dengan yang kedua understand to be understood. “Kita perlu mendengarkan pendapat orang lain dengan begitu bisa menggandengkannya dengan pendapat kita,” jelasnya.
Think win win. Cara kita menyampaikan pendapat memiliki pengaruh dalam penerimaannya. Adakalanya pendapat yang baik tidak bisa diterima, karena cara menyampaikannya yang kurang baik. Lalu put first things first, memulai dengan apa yang harus dilakukan seperti visi dan tujuan kita di suatu lingkungan tertentu.
“Keenam sinergi, karena tidak ada orang di dunia ini yang hidup sendirian,” imbuh Prof Muchlas. Menurutnya seringkali hidup bersosial, berjejaring bisa lebih menentukan masa depan. Banyak orang yang lebih senang bekerja dengan orang yang membuat mereka senang.
Terakhir, sharpen the saw artinya kita perlu mempertajam pengetahuan kita. Dengan terus belajar dan mencari tahu banyak hal. Pasalnya hal ini dapat membantu kita untuk bisa hidup beriringan dengan kemajuan teknologi.
Rekor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie menambahkan bahwa pada tahun ajaran 2025/2026 FK Unusa telah menerima mahasiswa KIP-K, setidaknya ada empat mahasiswa. “Untuk kuotanya sendiri memang empat,” ungkapnya.
Yang mana diketahui biaya pendidikan cukup tinggi. Hal ini menunjukkan komitmen Unusa untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, serta memberi kesempatan bagi semua anak bangsa untuk bisa menempuh pendidikan tinggi.
Editor: William