PWNU Jatim Kick Off Hari Santri Nasional 2025 di Unusa

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar Kick Off Hari Santri Nasional 2025 yang bertempat di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Sabtu (19/10). Tahun ini, peringatan Hari Santri Nasional mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Mulia.”

Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsis) sekaligus Rais Syuriyah PBNU, Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA., dalam sambutannya menegaskan bahwa makna peradaban mulia berpusat pada pembangunan human capital atau sumber daya manusia yang unggul. Ia menekankan bahwa pondok pesantren dan dunia pendidikan merupakan dua unsur utama dalam pembentukan peradaban tersebut.

“Peradaban mulia itu tertuju pada human capital. Dan bagian dari human capital itu adalah pondok pesantren dan dunia pendidikan,” ujar Prof. Nuh.

Baca Juga:  Unusa Gelar SN-PKM, Tegaskan Peran PT Berdampak ke Masyarakat

Lebih lanjut, Prof Nuh menceritakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) memiliki sejarah panjang dalam mengelola pesantren dengan baik. Namun, menurutnya, agar tidak tertinggal oleh perubahan zaman, kalangan pesantren juga perlu memperkuat kemajuan berpikir melalui jalur pendidikan formal. Ia menegaskan, semangat inilah yang melatarbelakangi pendirian UNUSA 12 tahun silam.

“NU sangat bagus dalam pengelolaan pondok pesantren, namun untuk mengikuti perkembangan zaman perlu juga dengan kemajuan berpikir. Itu ada dalam bidang pendidikan, dan karena itu pula UNUSA didirikan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Semarak Hajatan Nusantara di Peringatan Hari Santri Nasional 2025

Ditambahkan, berdirinya UNUSA juga menjadi inspirasi bagi munculnya berbagai universitas berbasis NU di daerah lain, sebagai bentuk komitmen terhadap peningkatan mutu pendidikan dan peradaban bangsa.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, dalam kesempatan yang sama mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat persatuan dan bekerja bersama mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

“Mari kita berkonsolidasi, bersinergi, dan berkolaborasi menuju bangsa yang maju dan beradab,” seru Yahya.

Dirinya juga menekankan bahwa Hari Santri Nasional juga berkaitan dengan resolusi jihad yang diterbitkan pada 22 Oktober 1945. Maka dari itu peringatan hari santri ini menjadi momen untuk meneguhkan kembali semangat mengawal kemerdekaan. Bahwa cita-cita Indonesia yang merdeka ini harus dikawal hingga tercapai.

Baca Juga:  Unusa Gelar Olimpiade Kedokteran RMO 2025

“Cita-cita itu bukan hanya untuk bangsa Indonesia atau kumpulan orang yang tinggal di Nusantara, namun sesungguhnya cita-cita itu merupakan miliki seluruh peradaban bangsa. Seperti yang ditegaskan pada Pembukaan UUD Republik Indonesia 1945,” terangnya.

Semangat pada Hari Santri Nasional diharapkan tidak hanya menjadi simbol kebangkitan santri, tetapi juga momentum penguatan kontribusi pesantren dan perguruan tinggi NU dalam membangun peradaban Indonesia yang mulia dan berkelanjutan.

Editor: William

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *