Unesa Siap Gelar KPPTI 2025

Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025 dijadwalkan berlangsung pada 19-21 November 2025 di Graha Unesa. KPPTI tahun ini didukung oleh 18 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai tuan rumah siap menggelar acara tersebut.

“Unesa sudah 90% siap untuk menyelenggarakan KPPTI 2025. Jumlah peserta yang mendaftar sudah mencapai 1900 orang, dan kuota yang kita siapkan  2000 orang. Narasumber juga sudah 70% terkonfirmasi, dan 95% di antaranya mengkonfirmasi kehadirannya,” ungkap Rektor Unesa Cak Hasan saat jumpa pers, Senin (17/11) di Tanah Merah Coffee Surabaya.

Baca Juga:  Unusa Sabet 2 Penghargaan LLDikti, Kontribusi Nyata ke Masyarakat

Kegiatan KPPTI 2025 akan meliputi pameran, diskusi, paralel session, coaching clinic, city tour. Akan ada juga gala dinner yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur.

Sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia dan Ketua KPPTI 2025, Cak Hasan berharap bahwa konferensi ini dapat menghasilkan rekomendasi yang hebat dan bermanfaat bagi bangsa.

“Kita memiliki waktu 20 tahun untuk mewujudkan mimpi menjadi bangsa besar pada 2045. Hasil diskusi ini harus adaptif di era saat ini dan dapat membantu menyiapkan SDM unggul,” ujarnya.

Baca Juga:  Kado Dies Natalies ke-71, UNAIR Duduki Posisi Top 3,5 Persen Asia dan 2 di Indonesia

Konferensi ini akan membahas 9 sub tema. Diantaranya tata kelola, strategi dalam menyiapkan SDM unggul, dan anggaran. Akan ada 55 pembicara dari dalam dan luar negeri yang mengisi KPPTI.

Unesa selaku tuan rumah, kata Cak Hasan,  antusias menyambut baik kehadiran peserta dan siap menyelenggarakan konferensi ini dengan baik. “Kita siapkan 3 hari untuk konferensi ini, dengan harapan dapat menghasilkan ide-ide yang dapat membantu mewujudkan Indonesia unggul,” ujarnya.

Baca Juga:  Ratusan Murid SD Musix Gadung Sujud Syukur Rayakan Milad ke-113 Muhammadiyah

Cak Hasan menegaskan, KPPTI dalam rangka mewujudkan kolaborasi antar perguruan tinggi. Diakuinya selama ini memang ada kelemahan.

“Sering ngopi bersama namun sering tidak bisabekerja sama. Nah saat ini kita kolaborasi dalam mewujudkan Indonesia unggul. Misalnya membicarakan nikel, maka SDM harus paham tentang nikel. Kita harus fokus. Melalui konferensi ini, kita fokus untuk kepentingan bangsa,” jelasnya.

“Harus ada hasil yang nendang. Tidak boleh tipis tipis dalam mewujudkan itu,” tandasnya.

Editor: William

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *