Wajah baru Museum Surabaya yang berada di Komplek Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola resmi dibuka Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Selasa (6/8).
Kini Museum Surabaya tampil menawan dengan wajah baru yang fresh dan lebih terstruktur tentu ini bisa menjadi destinasi baru yang menyajikan pengalaman edukatif dan interaktif bagi para pengunjung.
Menariknya, dalam pembukaan Museum Surabaya ini juga didukung oleh LZY Visual dengan teknologi imersif video mapping yang menampilkan nuansa jadul sejarah Angguna hingga Bus Suroboyo. Sehingga, pengunjung bisa mempelajari sejarah Surabaya dengan cara baru.

Moch. Edo Barrudy selaku Project Director LZY mengaku bangga bisa menjadi bagian penting dalam Opening Ceremony wajah baru Museum Surabaya. Dimana, melalui instalasi video mapping bisa membuat pengunjung mengenal lebih dalam tentang transpotasi Angguna dan memahami peran pentingnya dalam sejarah Surabaya.
“Dengan menghadirkan teknologi imersif untuk menceritakan kisah lama, LZY tidak hanya ingin menghidupkan kembali kenangan masa lalu. Tetapi, juga menginspirasi pengunjung untuk menghargai sejarah dan budaya lokal,” kata Edo, Selasa.
Menurut Edo, wajah baru Museum Surabaya yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya ini sebagai bagian dari upaya untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya kota Surabaya.
“Untuk itu, LZY Visual berkolaborasi dengan Disbudporapar Surabaya untuk menciptakan pengalaman imersif melalui pemanfaatan teknologi Video Mapping. Khususnya untuk menggarap dua bagian penting dari area museum, yaitu Area Angguna dan Area Timeline Moda Transportasi,” terangnya.
Kedua area ini akan menghadirkan instalasi artefak yang dilengkapi dengan teknologi video mapping untuk menghidupkan kembali kenangan lama moda transpotasi. Sehingga, mampu memberikan pengalaman visual yang memukau dan informatif. Dimana, menampilkan sejarah perkembangan berbagai kendaraan di Surabaya mulai zaman pra-kemerdekaan seperti becak hingga era modern seperti Feeder dan Bus Suroboyo.
“Dengan teknologi imersif ini, pengunjung dapat merasakan seolah olah berada di Surabaya pada era ketika Angguna masih aktif digunakan. Karena, instalasi ini menampilkan representasi visual yang mendetail dari Angguna lengkap dengan lingkungan sekitarnya seperti jalanan dan bangunan khas yang menggambarkan arsitektur kota pada waktu itu,” tandasnya.
Visual tersebut tentunya tidak hanya berupa gambar statis, tetapi juga animasi yang memberikan kehidupan pada adegan tersebut, sehingga mampu menunjukkan dinamika kehidupan sehari-hari di Surabaya.
Moch. Edo Barrudy juga menjelaskan, keikutsertaan LZY dalam proyek ini bukan hanya sebagai penyedia instalasi teknologi video mapping. Tetapi, juga sebagai mitra dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya Surabaya.
“Dengan teknologi video mapping, LZY berhasil menghidupkan kembali kisah-kisah masa lalu yang mungkin sudah terlupakan oleh generasi muda,” tambah Edo.
Ditempat terpisah, Walikota Surabaya Eri Cahyadi sangat mengapresiasi konsep yang diusung LZY Visual. Sehingga, mampu menghidupkan kembali cerita sejarah di Museum Surabaya dengan cara yang lebih seru dan menarik menggunakan teknologi imersif video mapping.
“Dalam museum ini ada banyak informasi seputar Kota Surabaya. Dari masa ke masa. Mulai dari sejarah berdirinya Surabaya, masa kolonial hingga masa kemerdekaan,” ungkap Eri Cahyadi.
Penulis: Erbe Bagus. Editor: William