Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono, mendukung kelancaran dan keselamatan arus mudik serta balik Nataru melalui berbagai langkah strategis.
“Jasa Raharja memastikan kesiapan layanan kami, baik dari segi operasional maupun sinergi dengan pemangku kepentingan lain, seperti Polri dan TNI. Hal ini penting untuk memberikan jaminan perlindungan yang optimal kepada masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (23/12).
Ia melanjutkan, Jasa Raharja telah menyiapkan lebih dari 2.000 personel yang siaga di seluruh Indonesia, memperkuat layanan melalui monitoring data kecelakaan lalu lintas secara online, membangun koordinasi intensif melalui Forum Komunikasi Lalu Lintas, serta menyediakan layanan mobil unit keselamatan lalu lintas di 102 kantor cabang dan perwakilan.
Di samping itu, perusahaan juga mengoperasikan posko digital untuk memantau data kecelakaan melalui IRSMS dan fasilitas rumah sakit, menyediakan 20 pos pelayanan terpadu, dan memasang 1.612 imbauan keselamatan keselamatan di berbagai titik strategis.
Langkah preventif ini, tambah Rivan, diimbangi dengan survei kesiapan transportasi di sejumlah wilayah utama, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, hingga Bali. Tidak hanya itu, Jasa Raharja bersama Kementerian Perhubungan dan Korlantas Polri juga memastikan kesiapan Pelabuhan Merak dan Bakauheni sebagai titik krusial arus perjalanan.
Ia menambahkan bahwa peran Jasa Raharja bukan hanya sebatas memberikan santunan terhadap korban kecelakaan lalu lintas, tetapi juga menjadi bagian dari solusi dalam menciptakan transportasi berkeselamatan.
“Kami berharap, dengan sinergi yang kuat antara seluruh pihak, masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan nyaman dan selamat. Kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan bersama,” ucap dia.
Pada kesempatan yang sama, Kapolri meminta jajarannya menyiapkan antisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi saat pengamanan agar semua masyarakat terlayani dengan baik. Oleh karena itu, ia menekankan pihaknya untuk memahami cara bertindak dalam berbagai situasi, mulai dari kondisi normal, kemudian meningkat menjadi ramai, hingga keadaan darurat.
“Tentunya tadi kita arahkan untuk terus dilakukan evaluasi, demikian juga untuk wilayah-wilayah yang menjadi kunjungan wisata dan khususnya pada saat masyarakat melaksanakan kegiatan pelaksanaan ibadah, ibadah Natal, puncak ibadahnya dan juga pelaksanaan pada saat pergantian akhir tahun,” paparnya.
Penulis: Deta
Editor: William