Tutup Bimtek PPIH, Kakanwil Kemenag Jatim: Petugas Harus Taaruf Fisik dan Jiwa

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sruji Bahtiar resmi menutup Bimbingan Teknis PPIH Kloter Terintegrasi Embarkasi Surabaya Tahun 2025 pada Rabu (19/3).

Kakanwil mengungkapkan menjadi seorang petugas haji berarti harus memiliki karakter untuk menjadi pembina dan pelindung para jemaah haji.

“Saya yakin Bapak /Ibu mampu tentunya harus dibarengi dengan doa karena pada hakikatnya manusia tidak punya kekuasaan, kekuatan, maupun kemampuan melainkan diiringi berdoa kepada Allah SWT,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, Kakanwil menjelaskan bagaimana menjadi petugas haji yang baik dan benar. Ia menjelaskan bahwa petugas haji harus bertaaruf dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai petugas haji.

Baca Juga:  Tinjau Seleksi PPPK, Kemenag Jatim dan BKN Beri Motivasi ke Peserta

“Anda harus memahami siapa petugas haji itu karena jika memahami, maka Anda akan melaksanakan tanggung jawab sebaik mungkin karena akan diminta pertanggungjawaban oelh Allah SWT,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, taaruf bukan hanya secara fisik atau jasadiyah tetapi juga secara nafsiyah atau jiwa.

“Sebagai petugas, Bapak/Ibu jangan hanya sekedar tahu jemaahnya tetapi harus dapat melebur dan dekat dengan jemaah. Jangan merasa jaim (jaga image). Status anda adalah pelayan. Abaikan jabatan atau status sosial anda,” ujarnya.

Baca Juga:  Kemendukbangga/BKKBN Gelar Baksos Kontrasepsi Serentak di 481 Pabrik

Dengan melakukan taaruf nafsiyah, para petugas haji akan melaksanakan tanggung jawabnya dengan optimal karena merasa diawasi Allah SWT.

“Sah atau tidak hajinya para jemaah, itu juga menjadi tanggung jawab Bapak/Ibu petugas,” ujarnya.

Selain dapat bertaaruf dengan tugas-tugasnya, Kakanwil mengungkapkan petugas haji harus memiliki sikap taawun yaitu siap memberikan pertolongan tanpa membeda-bedakan jemaah.

“Jangan hanya jemaah yang cantik saja atau yang sehat yang ditolong. Jemaah yang lansia, yang disabilitas, semua kita bantu tanpa membeda-bedakan,” ujarnya.

Yang tidak kalah pentingnya, untuk dapat menjadi petugas haji yang baik makai ia harus memiliki sikap takalluf yaitu memaksa dirinya untuk senantiasa dapat menolong dan melayani jemaah dalam berbagai situasi dan kondisi.

Baca Juga:  Prabowo akan Bentuk Lembaga Pengelola Dana Umat

“Dengan bersikap takalluf, Bapak/Ibu berupaya memudahkan para jemaah dalam beribadah,” tuturnya.

Kakanwil berharap dengan mengikuti bimtek, para petugas semakin siap lahir batin dalam melayani jemaah.

“Sabar dan senyum dalam melayani jemaah. Insyaallah itu akan menebarkan energi positif kepada para jemaah,” pungkasnya.

Para peserta bimtek mengikuti berbagai materi secara hybrid. Dengan mengikuti bimtek, diharapkan dapat mencetak petugas yang professional dalam melayani jemaah haji.

Editor: Lilicya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *